Renjana Ilmu : Penerapan Tes Skolastik dalam Penerimaan Mahasiswa Baru

Posted By admin | 03 Feb 2025

Proses penerimaan mahasiswa baru untuk tahun akademik 2025/2026 telah dimulai sejak awal tahun 2025. Setiap perguruan tinggi telah menyiapkan berbagai metode seleksi untuk menjaring calon mahasiswa, salah satunya adalah penggunaan tes potensi skolastik. Pelaksanaan tes ini dalam seleksi masuk Perguruan Tinggi didasarkan pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2020 yang mengatur penerimaan mahasiswa baru Program Sarjana di Perguruan Tinggi Negeri.Tes potensi skolastik merupakan instrumen yang dirancang untuk mengukur kemampuan kognitif yang diperkirakan berkontribusi terhadap keberhasilan studi di Perguruan Tinggi. Tes ini menilai aspek kognitif seseorang, termasuk kemampuan dalam penalaran umum, pemahaman bacaan dan tulisan, pengetahuan umum, serta keterampilan kuantitatif.

Pengembangan tes skolastik di Indonesia telah dilakukan oleh Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak tahun 1990 dengan nama Tes Potensi Belajar. Pada tahun 2000, tes ini berganti nama menjadi Tes Bakat Skolastik (TBS). Di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), TBS digunakan dalam proses peminatan akademik karena berfokus pada pengukuran bakat akademik. Dalam penyusunannya, TBS merujuk pada Scholastic Aptitude Test (SAT) yang telah diterapkan di berbagai negara.TBS terdiri dari tiga komponen utama, yaitu verbal, kuantitatif, dan penalaran, yang semuanya bertujuan mengukur kemampuan bernalar. Dalam konteks seleksi akademik, validitas prediktif menjadi faktor penting, sehingga TBS terbukti efektif dalam memprediksi prestasi akademik di jenjang pendidikan tinggi.

Tes ini dirancang untuk mengukur kemampuan berpikir secara umum dengan berlandaskan pemahaman mengenai inteligensi. TBS mengevaluasi keterampilan bernalar, baik dalam aspek verbal maupun numerik. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa tes potensi akademik memiliki korelasi yang signifikan dengan tes inteligensi. Studi oleh Frey & Detterman mengungkapkan bahwa skor TBS berkorelasi antara 0,53 hingga 0,83 dengan berbagai tes IQ. Hasil ini menjadi bukti kuat bahwa TBS juga dapat digunakan sebagai alat ukur inteligensi. Salah satu keunggulan utama TBS adalah konsistensi skor, yang membuatnya lebih andal dalam mengukur potensi akademik.

Keunggulan dan Kontroversi Tes Skolastik

Tes skolastik dinilai lebih efektif dalam mengukur kemampuan belajar dibandingkan tes prestasi akademik. Hal ini disebabkan oleh perbedaan kualitas pendidikan di berbagai sekolah, yang membuat hasil tes prestasi lebih mencerminkan kesempatan belajar daripada kemampuan belajar sebenarnya. Oleh karena itu, tes prestasi akademik dianggap kurang tepat jika digunakan sebagai satu-satunya metode seleksi masuk perguruan tinggi (Koljatic et al., 2013).Setiap individu memiliki perbedaan dalam kemampuan belajar, yang dipengaruhi oleh bakat masing-masing. Bakat merupakan salah satu bentuk perbedaan individu yang khas (Nazimuddin et al., 2015). Menurut Burker (2001), terdapat dua faktor utama yang menyebabkan perbedaan individu, yaitu faktor bawaan dan faktor lingkungan. Dalam dunia pendidikan, bakat telah terbukti sebagai indikator yang andal dalam memprediksi keberhasilan akademik seseorang (Curabay et al., 2016).Meskipun tes skolastik memiliki berbagai keunggulan, penggunaannya masih menjadi perdebatan. Sebagian pihak mengkritik tes ini karena dianggap hanya mengukur kemampuan mengingat informasi, bukan kemampuan berpikir kritis atau kreatif. Selain itu, ujian standar dinilai tidak selalu adil bagi semua siswa, terutama bagi mereka yang memiliki gaya belajar berbeda. Meski demikian, tes skolastik tetap banyak digunakan karena menyediakan data yang objektif dan dapat dibandingkan secara luas.Test skolastik dapat dihadapi dengan lebih baik, diperlukan strategi persiapan yang efektif. Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain menyusun jadwal belajar yang teratur, menggunakan metode belajar yang sesuai dengan gaya masing-masing, serta berlatih mengerjakan soal-soal ujian sebelum tes. Selain itu, menjaga pola makan sehat dan istirahat yang cukup juga penting untuk memastikan fungsi otak yang optimal saat ujian berlangsung. Dengan persiapan yang matang, calon mahasiswa dapat meningkatkan peluang mereka untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam tes skolastik dan diterima di perguruan tinggi yang diimpikan.

Ayi Diah Damayani – Jurusan Kebidanan

 

Application of Scholastic Test in New Student Admission

The new student admission process for the 2025/2026 academic year has started since the beginning of 2025. Each university has prepared various selection methods to attract prospective students, one of which is the use of scholastic potential tests. The implementation of this test in university admission selection is based on Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2020 which regulates the admission of new undergraduate students at State Universities. The scholastic potential test is an instrument designed to measure cognitive abilities that are thought to contribute to successful study in higher education. It assesses cognitive aspects of an individual, including abilities in general reasoning, reading and writing comprehension, general knowledge, as well as quantitative skills.

The development of scholastic tests in Indonesia has been carried out by Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan since 1990 under the name of the Test Potensi Belajar. In 2000, this test changed its name to the Tes Bakat Skolastik (TBS). At the senior high school level, the TBS is used in the academic specialization process because it focuses on measuring academic aptitude. In its preparation, TBS refers to the Scholastic Aptitude Test (SAT) which has been implemented in various countries. The TBS consists of three main components, namely verbal, quantitative and reasoning, all of which aim to measure reasoning ability. In the context of academic selection, predictive validity is an important factor, so the TBS has proven to be effective in predicting academic achievement in higher education.

The test is designed to measure general thinking skills based on an understanding of intelligence. It evaluates reasoning skills in both verbal and numerical aspects. A number of studies have shown that academic potential tests have a significant correlation with intelligence tests. A study by Frey & Detterman revealed that TBS scores correlated between 0.53 to 0.83 with various IQ tests. These results provide strong evidence that the TBS can also be used as an intelligence measurement tool. One of the main advantages of the TBS is the consistency of scores, which makes it more reliable in measuring academic potential.

Scholastic Test Advantages and Controversies

Scholastic tests are considered more effective in measuring learning ability than academic achievement tests. This is due to differences in the quality of education in various schools, which makes achievement test results reflect learning opportunities rather than actual learning ability. Therefore, academic achievement tests are considered inappropriate if they are used as the sole method of college entrance selection (Koljatic et al., 2013).

Each individual has differences in learning ability, which is influenced by their respective talents. Talent is one form of distinctive individual differences (Nazimuddin et al., 2015). According to Burker (2001), there are two main factors that cause individual differences, namely innate factors and environmental factors. In the world of education, aptitude has been proven as a reliable indicator in predicting one's academic success (Curabay et al., 2016).

Although scholastic tests have various advantages, their use is still debated. Some criticize them for only measuring the ability to recall information, not critical or creative thinking. In addition, standardized tests are not always fair to all students, especially those with different learning styles. Nevertheless, scholastic tests remain widely used as they provide objective and widely comparable data.

To better prepare for scholastic tests, effective preparation strategies are needed. Some of the ways that can be done include developing a regular study schedule, using learning methods that suit your individual style, and practicing working on test questions before the test. In addition, maintaining a healthy diet and getting enough rest are also important to ensure optimal brain function during the exam. With careful preparation, prospective students can increase their chances of getting optimal results in scholastic tests and being admitted to the colleges of their dreams.

Ayi Diah Damayani – Midwifery Department